Pesatnya perkembangan teknologi mendorong pula perkembangan perusahaan rintisan (startup) dan layanan keuangan berbasis teknologi (financial technology/ fintech).
Lalu apa itu fintech dan bedanya dengan Bank? Jawaban dari apa itu fintech adalah perusahaan rintisan yang dijalankan secara online dan biasanya berhubungan dengan keuangan. Dengan demikian istilah startup fintech lebih berpusat pada perusahaan yang melakukan inovasi di bidang jasa keuangan dengan sentuhan teknologi modern.
Jenis fintech cukup beragam, mulai dari pengelolaan aset, penggalangan dana, e-money, p2p lending, payment gateway, remittance, saham, hingga meliputi bidang asuransi. Dengan perkembangan startup yang ada, banyak pula investor, baik dari individu maupun institusi yang melirik perusahaan startup sebagai lahan untuk berinvestasi.
Saat ini sudah hadir fintech 3.0 yaitu sebagai perusahaan yang tidak mempunyai lisensi jasa keuangan, tetapi mampu memberikan layanan keuangan untuk konsumen. Sehingga peta persaingan antara fintech dengan layanan keuangan konvensional menjadi seru.
Berbeda dengan fintech 2.0 sebagai sebuah perusahaan jasa keuangan untuk menjangkau konsumen. Dan juga dimanfaatkan perusahaan untuk menurunkan biaya operasional mereka.
Selanjutnya apa bedanya dengan Bank, dengan kita datang langsung untuk mengajukan pinjaman dan diwaktu beberapa hari akan cair. Bedanya terletak pada efektifitas dan efisien data dan waktu. Dan terus menerus langkah bank untuk memperbaiki pelayanan nasabah tiap tahunnya.
Sementara ini, bank harus mulai menyederhanakan produk dan jasa untuk mempermudah perbandingan antara pemain pasar dan mengurangi kebingungan klien. Di saat yang bersamaan, penting bagi bank untuk merancang produk dengan memperhatikan pengalaman pengguna dan tidak mengadopsi pendekatan ‘proses sesuai panduan perancangan’ yang lazim dilakukan. Pada akhirnya, bank harus mendengarkan masukan dari nasabah dan segera mengembangkannya menjadi penawaran.
Sementara hal itu yang dapat memahami dengan lebih baik kebutuhan nasabah yang terus berevolusi. Yang artinya dapat memenuhi kebutuhan akan kecepatan tansaksi.
Perkembangan Fintech di Jawa Timur
Melalui survei Kredit Pintar untuk Jawa Timur dinilainya masuk tiga besar sebagai penyumbang nasabah terbesar setelah Jawa Barat dan DKI Jakarta. Mayoritas digunakan nasabah untuk kebutuhan sekolah, kebutuhan sehari-hari, hingga modal kerja dan usaha.
Sementara Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Jawa Timur telah menjajaki kerja sama dengan beberapa perusahaan tersebut dengan menjalankan beberapa program secara bersama, seperti penyaluran kredit, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan juga pembayaran.
Kerja sama tersebut bertujuan industri perbankan lebih aktif, agar perbankan, khususnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tidak jauh tertinggal.
Dengan demikian sejalan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap layanan jasa keuangan digital, maka perkembangannya akan terus membesar.