Apa Itu Suku Bunga Acuan, Dan Mengapa Suku Bunga Selalu Naik, Turun dan Tetap?

Perekonomian Indonesia tidak terlepas dari suku bunga BI. Mulai dari bunga perbankan dan harga kebutuhan pokok semuanya bergantung pada suku bunga BI. Saat ini suku bunga acuan baru yang digunakan pemerintah adalah BI-7 Day Reverse Repo Date (BI7DRR). Berlaku sejak 19 Agustus 2016, kebijakan ini digunakan untuk menggantikan BI Rate sebagai langkah penguatan kerangka operasi moneter.

Melalui kebijakan baru tersebut, pihak bank kini tidak perlu menunggu setahun untuk bisa menarik uangnya. Hanya membutuhkan waktu minimal 7 hari, bank bisa menarik uangnya yang telah disimpan di Bank Indonesia (BI). Setelah mengetahui sekilas mengenai suku bunga BI, pernahkah Anda penasaran kapan suku bunga BI diatur dan apa saja fungsinya?

Yuk cari tahu jawaban selengkapnya melalui pembahasan di artikel ini!

  • Apa Itu Suku Bunga BI?
  • Fungsi Suku Bunga BI
  • Kenaikan Suku Bunga BI di Tahun 2022
  • Pengaruh dan Dampak Kenaikan Suku Bunga BI

Apa Itu Suku Bunga BI?

Suku bunga BI adalah suatu kebijakan penentuan suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Bersifat fluktuatif, suku bunga BI biasanya ditetapkan dan mengalami perubahan tiap bulannya. Penentuan tersebut dilakukan melalui rapat dewan gubernur dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian Indonesia serta pasar ekonomi global.
BI rate memiliki kaitan erat dengan kebijakan moneter yang akan diterapkan pada seluruh masyarakat Indonesia. Salah satunya, hasil rapat dewan gubernur akan mempengaruhi suku bunga bagi semua bank di Indonesia.
Satu hal lagi yang harus Anda pahami adalah kurs suku bunga BI. Kurs BI rate adalah acuan transaksi Bank Indonesia dengan pihak ketiga seperti pemerintah dan pihak asing. Ada 2 jenis kurs suku bunga BI yakni kurs beli dan kurs jual valas (mata uang asing) terhadap rupiah. Seperti yang sering terlihat di berita, kurs suku bunga BI selalu berubah tiap hari dan diumumkan pada jam 08:00 WIB tiap hari kerja.

Fungsi Suku Bunga BI

Setelah mengetahui pengertiannya, kini Anda harus memahami betapa suku bunga BI sangat penting dalam aktivitas ekonomi dan keuangan negara. Ada beberapa fungsi krusial suku bunga BI antara lain:

1. Mengendalikan Inflasi

Jika tidak dikontrol, inflasi tinggai dapat membuat sebuah negara bankrut seperti yang terjadi di Sri Lanka beberapa bulan lalu. Peredaran uang yang terlalu tinggi serta tidak seimbangnya permintaan dan penawaran barang atau jasa menjadi beberapa faktor terjadinya inflasi.
Karena itu pengaturan suku bunga BI diperlukan untuk mengendalikan inflasi. Gambaran sederhananya, jika peredaran uang terlalu banyak, pemerintah cenderung meningkatkan suku bunga acuan sehingga diharapkan masyarakat akan menyimpan uangnya di bank atau deposito.
Jika uang yang beredar berkurang, permintaan barang atau jasa juga menurun sehingga membuat harganya turun dan menekan inflasi karena masyarakat bisa menjangkau kebutuhan pokok. Namun sisi negatifnya, kenaikan suku bunga acuan membuat bunga pinjaman seperti KPR ikut naik.

2. Menjaga Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi Negara

Ketetapan suku bunga BI mengatur banyaknya uang yang beredar di masyarakat. Ketika ekonomi terlihat lesu, BI bisa menurunkan suku bunga agar makin banyak pelaku usaha yang tergerak melakukan pinjaman dan berharap roda ekonomi bisa terus berputar. Kondisi ini terlihat pada masa awal pandemi dimana penurunan suku bunga acuan membantu pelaku usaha mikro dan UMKM.

3. Mencegah Perbankan Melakukan Kecurangan

Fungsi lain suku bunga BI yang sangat penting adalah mencegah perbankan melakukan kecurangan atau fraud dalam menetapkan besaran bunga pinjaman. Dengan adanya aturan ini, bank tidak bisa menetapkan bunga pinjaman sesuai hati yang berpotensi mengganggu ekonomi dan menyulitkan masyarakat. Karena itu dengan adanya batas, bank tidak bisa terlalu rendah atau tinggi dalam menetapkan suku bunga karena diawasi BI.

4. Mengontrol Gairah Konsumsi Masyarakat

Selaras dengan poin pertama, kenaikan suku bunga BI cenderung membuat harga barang atau jasa turun sehingga meningkatkan minat beli masyarakat. Misalnya ketika suku bunga BI naik, masyarakat akan cenderung menyimpan uangnya di bank dan menahan diri melakukan pinjaman kredit. Hal ini akan membuat sejumlah harga barang dan jasa turun sehingga diharapkan meningkatkan daya beli masyarakat.
Suku bunga BI bisa mempengaruhi suku bunga KPR. Jika Anda sedang merencanakan beli rumah dengan KPR, ada baiknya mulai mencari rumahnya sekarang sebelum kenaikan suku bunga BI makin tinggi.

Kenaikan Suku Bunga BI di Tahun 2022

Dari poin sebelumnya, Anda kini lebih paham mengenai fungsi suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Lalu bagaimana dengan keadaan suku bunga saat ini?
Melansir situs resmi Bank Indonesia, hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 19-20 Oktober lalu memutuskan untuk menaikkan BI-7 Day Reverse Repo Date (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 4,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 50 bps menjadi 4,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 50 bps menjadi 5,50%. Yuk cek BI Rate update disini.
Keputusan tersebut diambil sebagai langkah front loadedpre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi (overshooting). Selain itu, hal ini juga dilakukan untuk memastikan inflasi inti ke depan kembali dalam sasaran kurang lebih 3,0±1% lebih awal yaitu ke paruh pertama 2023 dan memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah akibat ketidakpastian pasar keuangan global.
Kebijakan peningkatan suku bunga acuan ternyata telah dilakukan pemerintah sejak beberapa bulan lalu. Pada Agustus, BI menaikkan suku bunga sebesar 25 bps dan kembali menaikkan 50 bps pada September 2022. Sementara di Juli, pemerintah tidak menaikkan suku bunga acuan dan tetap di angka 3,50%.

Pengaruh dan Dampak Naik Turunnya Suku Bunga BI

Naiknya suku bunga BI tentu menimbulkan pro dan kontra. Keputusan BI terus menaikkan suku bunga sejak Agustus dinilai Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal memberikan imbas pada masyarakat. Melansir CNNIndonesia.com, inilah pengaruh dan dampak naiknya suku bunga BI:

1. Bunga Pinjaman Bank dan KPR Naik

Meskipun bunga deposito meningkat, kenaikan suku bunga acuan membuat bunga pinjaman juga ikut naik. Beberapa kredit barang seperti KPR rumah dan kendaraan bermotor pun juga akan mengalami lonjakan. Masalah kepemilikan rumah telah menjadi isu lama karena tingginya harga rumah dinilai tidak sejalan dengan kenaikan upah. Dengan kenaikan suku bunga maka digadang masyarakat terlebih generasi muda makin sulit punya rumah.

2. Pertumbuhan Sektor Riil Terhambat

Sektor riill adalah sektor yang bersentuhan langsung dengan kegiatan ekonomi di masyarakat. Beberapa contohnya antara lain industri pertanian, pertambangan, pengolahan lainnya. Menurut Faisal, kenaikan suku bunga BI akan membuat pertumbuhan sektor tersebut melambat karena penyaluran dana yang terhambat.

3. Penyaluran Kredit Anjlok

Efek pengetatan moneter menurut Faisal terjadi sejak setelah Juli. Ketika BI mempertahankan suku bunga acuan di bulan tersebut, tingkat pertumbuhan kredit perbankan masih terbilang bagus dan mencapai 10 persen. Ia memperkirakan pertumbuhan kredit dan penyalurannya akan ikut turun berada di bawah 10 persen.

4. Lapangan Kerja Baru Berkurang

Karena bunga pinjaman yang naik, sektor pelaku usaha juga akan menahan untuk meminjam modal demi menghindari bunga tinggi. Kondisi ini berakibat pada pengetatan keuangan usaha sehingga penyerapan tenaga kerja juga berkurang. Diperkirakan para pelaku usaha akan mengalihkan modal yang mereka miliki untuk keperluan lain dibanding hiring karyawan baru.

5. Tingkat Menabung Masyarakat Meningkat

Meskipun negatif dari segi kredit, namun kenaikan suku bunga BI diprediksi membuat masyarakat mengalokasikan uang mereka untuk ditabung. Dengan Bank Jombang adanya tabungan bpr dapat memberikan perilaku konsumsi masyarakat pun akan bergeser dari yang sebelumnya membelanjakan uang jadi menabung. Sayangnya bagi pemilik bisnis, hal ini jadi sedikit ancaman karena tingkat penjualan yang bisa mengecil karena daya beli menurun.
Sumber: https://www.rumah.com/

Related Posts

10

Feb
Artikel, Berita

Terkini 2025, Bank Jombang Raih Peringkat Ke-2 dalam Kategori The Best 50 BPR Milik Pemda

Jombang, 10 Februari 2024 – Bank Jombang kembali menorehkan prestasi gemilang dengan meraih peringkat ke-2 dalam kategori The Best 50 BPR Milik Pemda untuk periode September 2023 – 2024. Penghargaan ini diberikan oleh Majalah Infobank dalam edisi Februari 2024, sebagai bentuk pengakuan terhadap kinerja dan dedikasi Bank Jombang dalam memberikan layanan terbaik kepada masyarakat. Penghargaan ini diberikan […]

20

Jan
Berita

Kunjungan Kerja Bank Arto Moro ke Bank Jombang Bahas Penghimpunan Dana dan Inovasi Produk Keuangan

Jombang, 20 Januari 2025 – Bank Jombang menerima kunjungan kerja dari Bank Arto Moro dalam rangka studi banding terkait strategi penghimpunan dana serta pengelolaan produk keuangan seperti Arisan, Tabungan Extra, dan Deposito. Kegiatan ini berlangsung di kantor pusat Bank Jombang dengan dihadiri oleh para pemimpin kedua lembaga keuangan. Direktur Utama Bank Jombang, Dr. Afandi Nugroho, bersama Direktur[…]